Hari ini, 9 September 2021 adalah peringatan Hari Olahraga Nasional. Omong-omong tentang olahraga, di Pesmadai sendiri sudah sangat akrab. Hampir setiap minggunya para mahasantri ada dijadwalkan untuk berolahraga. Apalagi olahraga futsal, sudah sangat akrab.
Apalagi di Pesmadai isinya adalag para mahasiswa. Anak-anak muda yang bersemangat dan masa-masa emas gemar berolahraga. Selain memang menyenangkan dan bermanfaat bagi kesehatan, ternyata olahraga juga memiliki landasan teologisnya dalam agama kita.
Rasulullah Saw. pernah bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah” (HR. Muslim).
Nah, hadis ini adalah salah satu dalil bagi dianjurkannya olahraga dalam Islam. Selain itu, dilansir dari Republika.co.id, juga ada tiga fungsi utama olahraga dalam Islam. Pertama, untuk menjaga diri (self defense). Dengan berolahraga maka fisik menjadi kuat. Olahraga membawa kebugaran dan energi agar bisa membela diri dari serangan musuh. Dari kejahatan-kejahatan yang mungkin muncul di kehidupan sehari-hari.
Kedua, olahraga merupakan media persiapan yang menguatkan pasukan Muslim untuk berjihad di jalan Allah Swt. Perang bukan hanya adu strategi, tetapi juga butuh kelihaian menggunakan senjata. Kita sendiri bias melihat, bidang keamanan negara semisal TNI, selalu berolahraga. Agar dapat menjaga keamanan negeri dengan baik.
Ketiga, guna menjaga kesehatan tubuh. Fisik yang sehat adalah anugerah tak terkira dari Allah. Karunia itu harus tetap dijaga sebagai bentuk syukur. Olahraga merupakan cara yang jitu dalam menjaga tubuh agar tetap bugar dan sehat. Dengan berolahraga, aliran darah lancar dan metabolisme tubuh menjadi seimbang.
Inilah alasan di balik Rasulullah Saw. gemar berolahraga. Rasulullah pernah lomba lari cepat dengan Aisyah. Rasul juga pernah menggelar adu ketangkasan berkuda dan menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai penanggung jawab, sementara Suraqah bin Malik sebagai juri garis.
Anjuran dan urgensi olahraga ini juga diperkuat oleh para generasi berikutnya. Khalifah Umar bin Khattab misalnya, ia menginstruksikan agar mengajari anak-anak olahraga panahan dan renang serta berkuda.
Tak heran juga apabila Abu Hamid Al-Ghazali (w. 1111 M/555 H) pernah berkata, “Setelah belajar, anak harus diizinkan berolahraga agar tidak bosan. Melarang berolahraga dan memaksakan terus belajar hanya akan mematikan hati dan mengikis kecerdasan.”
Apalagi sekarang masih dalam suasana pandemi, kesehatan menjadi hal yang paling utama. Selain itu, dalam pendidikan juga masih harus kuliah daring. So, kita sebagai mahasiswa harus rajin-rajin berolahraga. Agar kesehatan tetap terjaga dan tidak bosan dan jenuh dalam belajar meraih ilmu.
Tidak kalah pentingnya juga, kesadaran dan spirit berolahraga juga berasal dari tuntunan kita Nabi Muhammad Saw.
Selamat Hari Olahraga Nasional !