Siapa yang hari ini mengabaikan Alquran, mungkin mereka merasa dirinya pintar dan beruntung. Akan tetapi jangan keliru, kelak orang-orang yang hidupnya melupakan Alquran akan benar-benar menyesal. Ucapannya pun kesadaran. Namun sayang, semua telah terjadi. Kata orang, nasi sudah jadi bubur.
Pertanyaannya mengapa manusia harus memperhatikan dan hidup dengan petunjuk Alquran?
Jawabannya jelas, langsung dari Allah Ta’ala.
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Alquran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf: 52).
2 Diksi
Mari kita lihat diksi-diksi penting dalam ayat tersebut.
Pertama adalah petunjuk. Jelas tidak ada referensi terbaik dalam mengarungi samudera kehidupan ini melainkan dengan memahami Alquran.
Ketika sebuah kejahatan terjadi, bahkan mungkin bunuh diri, penjelasan ilmiah bisa orang bangun dengan fakta dan teori yang berpadu. Akan tetapi, secara substansi, apakah mungkin orang yang memahami Alquran sebagai petunjuk akan putus asa?
Petunjuk menurut Syaikh Wahbah Az-Zuhaili bermakna Alquran memberi tahu jalan menuju kebenaran, penyelamat dari kesesatan.
Kedua, rahmat. Secara bahasa rahmat artinya lembut, mengasihi dan menyayangi.
Itu menunjukkan bahwa Alquran akan mendatangkan kebaikan jika umat Islam memahami dan mengamalkannya, sehingga akan sehat cara pandangnya, baik pola hidupnya dan maslahat amal perbuatannya.
Penyesalan
Pemahaman yang bisa kita ambil adalah orang yang mengabaikan Alquran pasti salah jalan dan terhalang dari mendapat rahmat (kasih sayang) Allah Ta’ala.
Penjelasan itu membuat orang yang kafir, ingkar dan mengabaikan Alquran memandang dunia sebagai kehidupan final.
Kelak, kata Alquran, orang-orang yang seperti itu akan menyesal. Kalimat penyesalannya pun telah Alquran redaksikan.
“Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Quran itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: “Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa’at yang akan memberi syafa’at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?”. Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan.” (QS. Al-A’raf: 53).
Jadi, mereka berharap syafaat, ingin kembali ke kehidupan dunia, namun itu hanya sebuah penyesalan. Terhadap mereka Allah memberikan kriteria bahwa mereka adalah orang yang merugikan diri sendiri.
#repost Mas Imam Nawawi