Oleh: Mas Imam Nawawi (Pembina Pesmadai)
Sebuah buku yang berjudul Dahsyatnya Jihad Harta karya Dr Nawwaf Takruri menguraikan dengan baik bagaimana harta semestinya dimanfaatkan oleh orang beriman.
Dr Nawwaf Takruri menuliskan, “Jihad dengan harta berarti menyumbangkan harta dalam segala bidang kebaikan yang mengantarkan kepada keridhaan Allah SWT, seperti membantu orang fakir dan miskin; membangun rumah sakit, masjid, sekolah, lembaga kajian agama dan perguruan tinggi; memperbaiki jalan; menunjang kebutuhan anak-anak yatim dan pelajar; menyediakan lapangan kerja bagi kaum pengangguran; mendanai yayasan-yayasan kebajikan dan lembaga penyaluran zakat.”
Dari definisi tersebut terungkap alasan mengapa para sahabat di masa Nabi sangat gemar membelanjakan harta mereka di jalan Allah.
Abu Bakar tidak pernah berhenti memerdekakan budak yang beriman dan mereka disiksa oleh majikan-majikannya. Pernah suatu saat atas tindakan itu Abu Bakar ditegur sang ayah.
“Kalau kamu membeli budak hendaknya yang kuat tubuhnya agar bermanfaat bagimu,” sarang sang ayah.
Namun Abu Bakar menjawab, “Aku memerdekakan mereka untuk iman yang ada di dalam dada mereka. Bukan untuk diriku sendiri.”
Sejarah mencatat ada delapan orang yang dimerdekakan oleh Abu Bakar dari perbudakan. Di antaranya Bilal bin Rabbah, Abu Fakihah, Amir bin Fuhairah, Zinnirah, budak perempuan Amr bin Mu’mil, Nahdiyah dan putrinya, dan Ummu Ubais.
Dan, iman yang benar, kata Dr Nawwaf Takruri di antaranya dibuktikan dengan semangat yang tinggi di dalam meneladani para sahabat di dalam membelanjakan harta di jalan Allah alias bagaimana menjadi pribadi bermanfaat luas bagi umat dengan harta.
Langkah ini juga dilakukan oleh para sahabat lainnya, seperti Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Mereka adalah teladan bagi manusia yang Allah bukakan pintu rezeki dalam bentuk harta yang melimpah.
Dan, tentu saja, siapa yang tidak menjadikan hartanya bermanfaat bagi agama, bagi generasi pejuang Islam, bagi lahirnya intelektual dan ulama maka kelak semua yang dimiliki dalam bentuk kekayaan akan menjadi penyesalan.
Jangan Jadi Sumber Kebinasaan
Rasulullah SAW bersabda, “Beritahukan kepada orang-orang yang suka menyimpan harta (tanpa mengeluarkan zakatnya-pen) bahwa mereka akan disika dengan batu panas. Batu itu dipanaskan dalam neraka Jahannam, lalu diletakkan pada puting susunya hingga menembus tulang pundaknya. Batu itu juga diletakkan pada tulang pundaknya hingga menembus puting susunya, sehingga dia meronta-rontan.” (HR. Bukhari).
Terhadap hadits tersebut, Al-Qurthubi menyatakan bahwa itu adalah gambaran betapa berat siksa yang harus diterima oleh orang yang tidak menjadikan hartanya bermanfaat di jalan Allah. Siksaan itu menyayat hati dan perasaan orang yang didunia membangga-banggakan harta dan memilih foya-foya dalam kehidupan.
Oleh karena itu, buang jauh sikap kikir. Orang kikir hakikatnya menghancurkan hartanya sendiri, memosisikan dirinya dalam bahaya dan merugikan diri sendiri di kehidupan dunia sekaligus kehidupan akhirat.
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan..” (QS. Al-Baqarah [2]: 195).
Al-Qurthubi menukil penjelasan dari Hudzaifah bin Yaman, Ibn Abbas, Mujahid, Atha’ dan Ikrimah bahwa yang dimaksud adalah, “Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan dengan enggan mengeluarkan harta di jalan Allah dan karena takut jatuh miskin.” Allahu a’lam.