Masa muda adalah fase yang penuh dengan potensi dan kekuatan. Di usia ini, seseorang diberikan kelebihan berupa tubuh yang bugar dan kesehatan yang prima. Namun, bagaimana pemuda memanfaatkan kelebihan ini sangat menentukan masa depan mereka dan masyarakat di sekelilingnya.

Pemuda sering kali diidentikkan dengan semangat dan energi yang tinggi. Namun, semangat dan energi ini harus diarahkan kepada hal-hal yang bermanfaat. Terlalu sering kita melihat pemuda menghabiskan waktu berleha-leha atau bermain game tanpa tujuan yang jelas. Padahal, pemuda memiliki kewajiban yang lebih besar daripada sekadar bersenang-senang.

Sebagai agen perubahan, pemuda memiliki potensi besar untuk mempengaruhi dan membawa kemajuan dalam masyarakat. Mereka harus proaktif dalam mengajak sekelilingnya untuk melakukan kebaikan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengajak teman-teman untuk mengaji. Aktivitas ini bukan hanya menambah pengetahuan agama, tetapi juga mempererat ikatan persaudaraan dan meningkatkan keimanan.

Tidak adil jika kita sepenuhnya berharap pada generasi tua untuk mengajak teman-teman kita beribadah. Generasi muda memiliki pola pikir yang sama, sehingga lebih mudah dalam mempengaruhi dan memberi contoh yang baik. Dengan demikian, tanggung jawab untuk membawa teman-teman menuju jalan yang benar adalah tanggung jawab kita juga, yaitu kaum muda.

Perlu diingat, orang non-Muslim sering kali melihat Islam melalui perilaku umatnya, bukan langsung dari ajaran Nabi atau kitab suci. Apa yang melekat pada kita sebagai pemuda Muslim, seperti akhlak, perbuatan, dan tutur kata, menjadi cerminan dari agama yang kita anut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga perilaku dan menjadi teladan yang baik.

Di tangan pemuda, terdapat kekuatan besar untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat. Memanfaatkan masa muda dengan bijak, menjauhkan diri dari hal-hal yang kurang bermanfaat, dan aktif dalam mengajak pada kebaikan adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik. Jadilah pemuda yang bertanggung jawab, karena di pundakmu, Islam dipandang dan dinilai.