Sedekah ataupun berinfaq dengan ikhlas salah satu tanda bagi orang yang beriman. Kunci dari besarnya amalan sedekah/infaq bukan terletak pada nilainya, akan tetapi terletak pada seberapa besar pengorbanan yang dikeluarkan. Mungkin sama-sama sepuluh ribu rupiah, tapi bisa jadi sangat berbeda nilai dihadapan Allah.
Wabah ini bisa jadi bentuk kemurkaan Allah yang Allah turunkan akibat kedzaliman manusia itu sendiri. Allah tidak akan berbuat dzalim, akan tetapi manusia itu sendiri yang berbuat dzalim. Wabah ini juga bentuk ujian yang Allah turunkan untuk menguji ummat muslim, manakah hamba yang bersabar, manakah hamba yang melenceng.
Wabah ini masih melanda negeri ini, tidak melihat muda ataupun tua terkena penyakit ini. Ikhtiar terus dilakukan untuk pencegahan wabah ini. Upaya-upaya dilakukan, salah satunya bisa lewat sedekah.
Mengapa sedekah?
Rasulullah pernah berdabda, “Sesungguhnya sedekah benar-benar memadamkan kemurkaan Rabb, dan mencegah kematiaan su’ul khatimah.” (Riwayat At Tirmidzi [664], dan ia menghasankannya)
Ketika terjadi bencana gempa bumi, Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan rakayatnya agar berkumpul dan melaksanakan shalat serta jika mereka memiliki sesuatu yang bisa disedekahkan untuk menyedekahkannya serta berdoa seperti doa nabi Adam. (Badzl Al Ma’un, hal. 331)
Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,”Maka tidak terlarang melakukan semisalnya ketika terjadi wabah tha’un, karena ada kesamaan di antara keduanya, yakni kedunya merupakan peristiwa menakutkan.” (Badzl Al Ma’un, hal. 332)
Hal yang sama dilakukan oleh para penduduk Samarkand dan Balkh ketika terjadi tha’un, mereka banyak menyedekahkan hartanya. (Badzl Al Ma’aun, hal. 366)
Lantas sedekah di saat bencana sangat dibutuhkan kebutuhannya, karena di waktu itu kebutuhan akan bantuan dan sedekah sangat mendesak.[]
sumber : hidayatullah.com