Puasa Senin Kamis telah lama menjadi amalan yang dijalankan oleh umat Muslim sebagai bentuk pengabdian dan penghormatan kepada Allah SWT. Di tengah kesibukan modern dan tuntutan dunia yang semakin kompleks, santri Pesantren Mahasiswa Dai (Pesmadai) mengambil inisiatif untuk melaksanakan puasa Sunnah ini sebagai upaya memperkuat spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Pesmadai, sebuah pesantren yang terletak di tengah hiruk pikuk perkotaan, menyediakan lingkungan yang kondusif bagi para santri untuk mendalami ilmu agama dan menjalankan ibadah dengan khusyuk. Puasa Senin Kamis menjadi salah satu praktek ibadah yang diterapkan di pesantren ini sebagai bagian dari kurikulum pendidikan spiritual.
Dalam pelaksanaannya, santri Pesmadai mempersiapkan diri secara mental dan fisik untuk menjalani puasa Senin Kamis dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Mereka memahami bahwa puasa ini bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menekankan pentingnya pengendalian diri, pemurnian jiwa, dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.
Puasa Senin Kamis di Pesmadai juga menjadi momen untuk merenungkan dan mengintrospeksi diri. Santri menjadikan hari-hari tersebut sebagai kesempatan untuk memperbaiki akhlak, menahan diri dari perkataan yang tidak baik, dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Mereka berusaha menjaga kesucian hati dan memperkuat ikatan kebersamaan dengan sesama santri.
Selain itu, puasa Senin Kamis juga menjadi wadah bagi santri Pesmadai untuk menggali potensi spiritual mereka. Puasa Senin Kamis di Pesmadai bukan hanya sekadar rutinitas ibadah, tetapi juga menjadi bagian dari proses pembentukan karakter yang tangguh dan berakhlak mulia. Para santri dilatih untuk menjadi pribadi yang sabar, disiplin, dan bertanggung jawab. Mereka belajar untuk berbakti kepada kedua orang tua, menjaga lingkungan, dan berkontribusi positif dalam masyarakat.
Santri Pesmadai yang menjalankan puasa Senin Kamis mengakui bahwa ibadah ini memberikan manfaat yang luar biasa bagi perkembangan diri mereka. Mereka merasakan kedamaian batin, meningkatkan kepekaan terhadap nilai-nilai agama, dan mengembangkan sikap syukur atas nikmat Allah.