Mengungkap Kekuatan Kata-kata: Dari Fiksi hingga Realita

Date

Dalam dunia literatur dan pemikiran, seringkali kita menemukan fakta-fakta yang diungkapkan oleh orang-orang Barat melalui produk pemikiran mereka. Tak terkecuali dalam buku “The Art of The Good Life” yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Fakta-fakta ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh kata-kata dalam membentuk realitas.

Saat ini, kita perlu mengumpulkan bukti yang banyak untuk mendukung pernyataan tersebut. Sebagai contoh, peneliti Jepang mengungkapkan bahwa dalam menggunakan satu diksi, kita memerlukan sekitar 4000 hingga 6000 kosakata. Hal ini menunjukkan betapa kaya dan kompleksnya bahasa dalam mengungkapkan pemikiran dan gagasan.

Kadang-kadang, dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali beranggapan bahwa untuk mencapai kesuksesan, kita harus bekerja di perusahaan A, B, atau C. Kita berpikir bahwa tempat kerja tersebut akan memberikan kebahagiaan. Namun, Allah berfirman, “Janganlah kamu memalingkan matamu terlalu lama terhadap kehidupan dunia.” Artinya, kita tidak seharusnya terlalu terikat pada materi dan kesuksesan duniawi semata.

Bahkan Forbes, yang merilis daftar orang-orang sukses setiap tahunnya, tidak pernah merilis daftar orang-orang yang bahagia. Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu terkait dengan pencapaian materi atau kesuksesan dalam dunia bisnis.

Jika kita kembali pada nilai-nilai dasar kemanusiaan, maka kita akan menemukan bahwa kebaikan seseorang terletak pada sejauh mana dia memberikan manfaat bagi orang lain. Sifat terbaik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama.

Namun, fenomena saat ini menunjukkan bahwa kita mampu “membongkar” hal-hal yang ada, tetapi tidak mampu “memasangkannya” dengan baik. Manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sumber daya alam secara besar-besaran, namun seringkali tidak mampu memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. Kita dapat menciptakan teknologi canggih, tetapi tidak mampu mencegah kerusakan lingkungan.

Sifat Allah adalah Ar-Rabb, yang berarti Dia sebagai Pemelihara. Sebagai manusia, kita memiliki tanggung jawab untuk memelihara bumi dan segala isinya. Ini adalah titik balik peradaban, ketika peradaban yang buruk menunjukkan bahwa peradaban Barat, yang seringkali menjadi panutan dalam perkembangan dunia, juga memiliki kelemahan dan kegagalan dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutannya.

Mari kita menggunakan kata-kata dengan bijaksana dan bertindak untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi kita dan generasi mendatang.

(Taujih dari Ustadz Imam Nawawi)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More
articles

id_ID
id_ID
Scroll to Top